Rabu, 30 Mei 2012

Lugu itu lucu

Ada seorang teman yang bertanya begini
kenapa sih rakaat shalat itu beda beda?
kebetulan dia ini non muslim..
Lucunya, betapa pertanyaan yang sesimpel itu dari orang yang ga belajar islam
Ga bisa kujawab
Aku Cuma bisa bilang
kenapa? Iya ya, kenapa? Dan yang paling sedikit rakaatnya, paling susah loh dijalaninnya
Kayak apa?
Subuh… kujawab lagi.

Pertanyaan simpel itu bikin aku mikir seharian..
Kadang orang yang ga belajar islam, malah lebih concern sama islam
Mungkin sama kayak orang asing yang datang ke Indonesia, dan ketika ditanya pendapatnya, malah bilang
Indonesia is beautiful, sementara masyarakatnya sendiri seringkali ngejelek-jelekin negaranya
Mandang negatif semuuuuuaaaa yang ada di negaranya ini
Mungkin sama juga excitednya kayak anak kecil yang ngeliat pesawat terbang tinggi diatas genteng rumahnya
Beda sama anak abegeh, udah ga excited lagi ngeliat pesawat lewat,
Liat timeline twitter tuh, baru hepi..

Hmm, buat aku, pertanyaan temenku itu, pendapat orang asing, dan lucunya pandangan anak kecil itu lucu.
Dan bukannya ga bisa diambil pelajaran..
Andai aja kita bisa ngeliat dunia islam kita dari pandangan mereka..
Mungkin kita bakal bisa belajar lebih banyak, atau seenggak enggaknya, MAU deh belajar lebih sedikit..

Ga kayak sekarang, terlahir muslim, belajar islam, tapi kok ngejalanin ibadah lama kelamaan jadi semacam pengguguran kewajiban
Semuanya serasa dilakuin cuma sekedar..

Lucu ya, manusia.

Rabu, 23 Mei 2012

cermin

ia bicara
entah pada siapa
mungkin dia jera
dan tak lagi ingin mencoba

kubilang kau belum dewasa
apalah artinya kecewa
satu dua waktu 
itu biasa

bukan tangis

isak deras mengalir
belum reda
datang mereka yang menyumpah
aku ada disana
dibalik isak yang tak biasa
bulir yang aku suka

senyap

Berdendang lantunannya di telingaku
lalu senyapnya bising menggoda

Ia senyap seperti biasa
walau tak pernah gagal membuat terlena

Kicaunya meruntuhkan ego
padahal sudah kuat dan melekat

sayang,
sepertinya ia membunuhku lamat-lamat

Frase

Mungkin kita bukan amnesia


kita hanya lupa, seringnya


seandainya saja ada


seorang yang sedia mengingatkan


namun "seandainya" 


merupakan frase yang menyedihkan, bukan?